Monday, November 14, 2016

istirahat







Seorang pria paruh baya dan seorang pemuda mulai menebang kayu pagi-pagi buta. Mungkin karena tenaganya sudah tidak terlalu besar, setiap 50 menit, si pria paruh baya akan istirahat selama 10 menit lamanya. Sedangkan si pemuda, mungkin karena tenaganya yang masih kuat, ia tidak pernah beristirahat sedetikpun dan hanya terus bekerja.
Ketika waktu bekerja selesai, si pemuda menyadari suatu hal yang mengejutkan. Hasil kayu yang ditebang pria paruh baya jauh lebih banyak dari yang ia tebang.
Kemudian, si pemuda tersebut bertanya kepada pria tersebut untuk belajar darinya.
Lalu, si pria paruh baya itu menjawab, “Istirahat juga merupakan sebuah pekerjaan. Selain bisa memberikan pasokan tenaga yang cukup bagi tubuh, istirahat juga bisa mengasah energi yang kita miliki.”
“Bekerja dan belajar dengan gigih memang bagus, akan tetapi alangkah lebih baik lagi jika disesuaikan dengan beristirahat. Tubuh kita juga memiliki batas dan kemampuan tertentu ketika digunakan. Ketika batas tersebut sudah hampir terlampaui, beristirahatlah. Itu adalah cara yang paling baik untuk membuat tubuh kembali bertenaga.”
Ketika manusia bekerja dengan tubuh yang kuat dan segar, maka hasil yang baik akan tercapai karena dikerjakan dengan lebih semangat. Sebaliknya, jika pekerjaan terus menerus dilakukan tanpa ada waktu beristirahat, maka tubuh tidak akan mampu menahan rasa lelah dan letih, dan bisa menyebabkan pekerjaan yang sedang dikerjakan berantakan. Jadi, beristirahatlah.

 dikutip dari iphincow.com

kalah






Apakah daun yang gugur dari pohon merasa dikalahkan oleh angin?

Apakah orang yang bertahun-tahun mempersiapkan diri mendaki gunung tertinggi merasa terkalahkan saat mendapati puncak gunung itu ternyata diselimuti awan gelap?

Apakah seorang pemuda yang ditolak lamarannya akan mengatakan cinta itu tak ada?

Apakah musim kemarau harus mempertahankan kekuasaaannya agar tak digantikan oleh musim hujan?

Apakah rumput harus menolak dimakan oleh rusa yang kemudian menjadi mangsa singa?

Itulah siklus alam. Tidak ada kekalahan atau kemenangan.
Yang ada hanyalah PERGERAKAN.
Jangan putus asa saat masa sulit.
Jangan terlena di saat kemenangan.

 dikutip dari iphincow.com

Kisah Sebatang Pensil









Si anak lelaki memandangi neneknya yang sedang menulis surat, lalu bertanya, “Apakah Nenek sedang menulis cerita tentang kegiatan kita? Apakah cerita ini tentang aku?”

Sang nenek berhenti menulis surat dan berkata kepada cucunya, “Nenek memang sedang menulis tentang dirimu, sebenarnya, tetapi ada yang lebih penting daripada kata – kata yang sedang Nenek tulis, yakni pensil yang Nenek gunakan. Mudah – mudahan kau menjadi seperti pensil ini, kalau kau sudah dewasa nanti.”

Si anak lelaki merasa heran, diamatinya pensil itu, kelihatannya biasa saja.
“Tapi pensil itu sama saja dengan pensil – pensil lain yang pernah kulihat!”
“Itu tergantung bagaimana kau memandang segala sesuatunya. Ada lima pokok yang penting, dan kalau kau berhasil menerapkannya, kau akan senantiasa merasa damai dalam menjalani hidupmu.”





Pertama : Kau sanggup melakukan hal – hal yang besar, tetapi jangan pernah lupa bahwa ada tangan yang membimbing setiap langkahmu. Kita menyebutnya tangan Tuhan. Dia selalu membimbing kita sesuai dengan kehendak-Nya.

Kedua : Sesekali Nenek mesti berhenti menulis dan meraut pensil ini. Pensil ini akan merasa sakit sedikit, tetapi sesudahnya dia menjadi jauh lebih tajam. Begitu pula denganmu, kau harus belajar menanggung beberapa penderitaan dan kesedihan, sebab penderitaan dan kesedihan akan menjadikanmu orang yang lebih baik.

Ketiga : Pensil ini tidak keberatan kalau kita menggunakan penghapus untuk menghapus kesalahan – kesalahan yang kita buat. Ini berarti, tidak apa – apa kalau kita memperbaiki sesuatu yang pernah kita lakukan. Kita jadi tetap berada di jalan yang benar untuk menuju keadilan.

Keempat : Yang paling penting pada sebatang pensil bukanlah bagian luarnya yang dari kayu, melainkan bahan grafit di dalamnya. Jadi, perhatikan selalu apa yang sedang berlangsung di dalam dirimu.

Dan yang Kelima : Pensil ini selalu meninggalkan bekas. Begitu pula apa yang kau lakukan. Kau harus tahu bahwa segala sesuatu yang kau lakukan dalam hidupmu akan meninggalkan bekas, maka berusahalah untuk menyadari hal tersebut dalam setiap tindakanmu.

 dikutip dari iphincow.com

Pasangan Terbaik Itu.. Seperti Sepatu




Pasangan terbaik itu seperti sepatu.
Bentuknya tak persis sama namun serasi.
Saat berjalan terlihat tak kompak tapi tujuannya sama.
Tak pernah ganti posisi, namun saling melengkapi.
Selalu sederajat tak ada yang lebih rendah atau tinggi.
Bila yang satu hilang yang lain tak memiliki arti.
SEPATU: SEjalan samPAi TUa, hingga maut yang memisahkan.


dikutip dari iphincow.com

Melapangkan Hati






Mau seberapa menyakitkan sebuah kejadian, jika kita mempunyai hati selapang lautan, ditumpahkan racun paling mematikan se-kontainer sekalipun, tetap akan larut, tidak terasa.

Tetapi kalau hati itu sempit, satu tetes berbisa saja cukup untuk membuat hidup kita ‘binasa’ sehari, seminggu, bahkan berbulan-bulan.
Melapangkan hati adalah pekerjaan panjang, perlu latihan, berkali-kali jatuh-bangun, dan jelas membutuhkan ilmu dan pemahaman baik.
Tidak mengapa gagal, besok lusa tidak terasa hatinya sudah semakin luas.

dikutip dari iphincow.com

cara bahagia





Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api.

Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.

Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya sendiri.

Jika kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis cantik dari USA, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis.

Jika kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter terkenal dari Perancis, tidak akan bunuh diri, akibat sebuah acara di televisi.



Ternyata, bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apapun hidupnya.
Tapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri.. mampukah ia mau mensyukuri semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal…

“Kalau kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli kebahagiaan itu. dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka.”

“Kalau kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti di belahan lain di bumi ini akan kosong karena semua orang akan ke sana berkumpul di mana kebahagiaan itu berada .”
Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati setiap manusia. Jadi kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu.

Yang kita butuhkan adalah Hati yang Bersih dan Ikhlas serta Pikiran yang Jernih, maka kita bisa menciptakan rasa “Bahagia” itu kapan pun, di manapun dan dengan kondisi apapun.”

Kebahagiaan itu milik Orang-orang yang dapat Bersyukur.

dikutip dari iphincow.com


Elang Yang Tinggal Bersama Ayam






Alkisah, di sebuah lereng gunung yang curam, ada sebuah sarang elang yang berisikan empat telur elang ukuran besar.
Satu hari, gempa bumi telah menguncang gunung itu menyebabkan salah satu dari telur itu jatuh ke kandang ayam yang berada di lembah di bawah lereng itu.
Ayam-ayam pun tahu bahwa mereka harus melindungi telur elang itu.

Kemudian, telur elang pun menetas dan seekor elang yang cantik pun terlahir.
Sebagai ayam, ayam-ayam itu pun membesarkan elang sebagai seekor ayam.
Sang elang pun sangat menyukai tempat tinggal dan keuarganya itu, namun sepertinya ia merasa ada semangat untuk berteriak lebih keras dari sekedar jiwa ayam.

Hingga pada suatu hari, elang itu pun menatap langit dan melihat sekelompok elang-elang hebat terbang tingi melayang-layang.
“Oh…” teriak sang elang. “Andai saja aku bisa terbang tinggi seperti burung-burung itu.”

Ayam-ayam itu pun terkekeh, “Kau tidak bisa terbang tinggi seperti mereka. Kau adalah seeokor ayam dan ayam tidak bisa terbang.”
Elang ini pun terus menatap keluarganya yang sesungguhnya di angkasa sana, bermimpi mengkhayalkan ia bisa seperti mereka.

Setiap kali elang itu membicarakan tentang impian-impiannya, ia selalu diberitahu bahwa ia tidak akan bisa melakukannya.
Dan itulah apa yang elang itu pelajari untuk diyakini. Seiring waktu, elang itu pun berhenti bermimpi dan kembali menjalani hidupnya sebagai ayam.
Akhirnya, setelah hidup lama sebagai seekor ayam, elang itu pun meninggal.
Anda bisa menjadi apa yang Anda yakini. Jika Anda pernah bermimpi menjadi elang, ikuti impian itu, jangan mengikuti apa kata ayam-ayam itu.

 dikutip dari iphincow.com

Mengotori Langit




Suatu hari seorang lelaki pemarah menemui Sang Kakek. Dia mendamprat Kakek dengan kata-kata kasar. Sang Kakek mendengarkanya dengan sabar, tenang, dan tidak berkata sepatah pun.

Akhirnya lelaki itu berhenti memaki. Setelah itu, Kakek bertanya kepadanya,”Jika seseorang memberimu sesuatu tapi kamu tidak menerimanya, lalu menjadi milik siapakah pemberian itu ?” “Tentu saja menjadi milik si pemberi.” Jawab orang itu.

”Begitu pula dengan kata-kata kasarmu,” timpal Kakek .”Aku tidak mau menerimanya, jadi itu adalah milikmu. Kamu harus menyimpannya sendiri. Aku mengkhawatirkan kalau nanti kamu harus menanggung akibatnya, karena kata-kata kasar hanya akan membuahkan penderitaan. Sama seperti orang yang ingin mengotori langit dengan meludahinya. Ludahnya hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri.”

Lelaki itu mendengarkan Sang Kakek dan merasa malu. Ia meminta maaf dan kemudian pergi.
Kita tidak bisa mengotori langit (Meludah ke langit)

dikutip dari iphincow.com





Monday, November 7, 2016

Penebang Kayu Kehilangan Kapak







Alkisah, ada seorang penebang kayu. Suatu hari dia kehilangan kapaknya, sehingga dia tidak bisa bekerja. Dia mencurigai tetangganya yang mencuri kapaknya.
Pagi itu ketika sang tetangga berangkat & menutupi peralatan kerjanya dengan kain, rasanya kapaknya pasti disembunyikan disana, apalagi tetangga ini senyumnya terasa tidak tulus. Pasti dia pencurinya.
Besoknya, tetangganya bahkan terasa jadi ramah berlebihan karena biasanya jarang menyapa, kali ini menyempatkan berbasa-basi. Apalagi dilihat hasil tebangan kayunya dua hari ini banyak sekali, pasti dia menebang menggunakan kapak curiannya.
Semakin dipikir semakin yakin.
Pada hari ketiga baru disadari ternyata kapaknya tersimpan di laci dapur. Istrinya yg sedang keluar kota menyimpankan disana. Senang benar hatinya karena kapaknya dapat ditemukan kembali.
Dia amati lagi tetangganya yang lewat, dan dia merasa tetangga ini tidak berkelakuan seperti pencuri & senyumnya juga tulus-tulus saja. Bahkan percakapannya terasa sangat wajar dan jujur. Dia heran kenapa kemarin dia melihat tetangganya seperti pencuri?
Persepsi membentuk kenyataan, pikiran kita membentuk sudut pandang kita.
Apa yang kita yakini akan semakin terlihat oleh kita sebagai kenyataan.
Sebagai contoh, apapun yang dilakukan orang yang kita cintai adalah baik dan benar. Anak nakal dianggap lucu, kekasih pelit dianggap berhemat, orang cerewet dibilang perhatian, keras kepala dibilang berprinsip & makanan tidak enak dibilang bergizi.
Hidup tidak pernah & tidak ada yang adil, tidak ada benar salah, kita ciptakan sudut pandang kita sendiri. Kita menemukan apa yang kita ingin temukan. Apa yang terlihat bukan kenyataan, kenyataan adalah siapa kita & bagaimana kita memandang semuanya itu. Pandangan kita berubah mengikuti perubahan jaman & keadaan.
Segalanya mengalir dalam dimensi ruang dan waktu. Mari kita renungkan.


dikutip dari iphincow.com




Bunga Kesayangan Ibu






Ibu hendak pergi ke rumah nenek selama dua hari. Maka, ibu menitipkan bunga mawarnya kepada Rumi, putrinya. Dengan bersemangat, Rumi merawat bunga-bunga mawar milik sang bunda hingga ia tak menyadari bahwa vas bunga itu tersenggol.

Semua bunga yang tersusun pada vas itu menjadi berantakan dan bunganya menjadi rusak. Rumi sangat ketakutan, namun tak bisa melakukan banyak hal selain menunggu ibunya pulang dan mengakui kesalahannya.
Ketika ibunya pulang, Rumi langsung mengatakan yang sejujurnya, “Ibu, maafkan Rumi. Vas bunganya tersenggol dan bunga kesayangan ibu menjadi rusak.”

Ibu tersenyum. Rumi terkejut, “Mengapa ibu tidak marah..?”
“Bunga-bunga itu memang kesayangan ibu. Bunga ibu tanam untuk memberikan keindahan dan bukan untuk marah.”

Terkadang kita akan mengeluarkan emosi ketika kita dapati hal terbaik dalam diri kita terusik. Kita menjadi marah dan melukai banyak orang. Sadarkah kita bahwa kita dianugerahi anak-anak bukan untuk menjadi sasaran kemarahan?

Demikian juga suami, istri dan sahabat.
Mereka ada bagi kita untuk membuat hidup kita bahagia sehingga tak layak bagi kita untuk menjadikannya pelampiasan emosi. Sayangi mereka sama seperti Sang Maha Kuasa menyayangi kita. Mereka adalah keindahan yang diberikanNYA.
Janganlah lekas-lekas marah atau memendam amarah dalam hati.
 dikutip dari iphincow.com

Sombong






Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, benih-benihnya kerap muncul tanpa kita sadari.

Di tingkat pertama,
Sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua,
Sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.

Di tingkat ketiga,
Sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.



Yang menarik,
Semakin tinggi tingkat kesombongan,
Semakin sulit pula kita mendeteksinya.

Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Cobalah setiap hari, kita memeriksa batin kita, pikiran kita.
Kita ini manusia hanya seperti debu, yang suatu saat akan hilang dan lenyap, meninggal.
Kesombongan hanya akan membawa kita pada kejatuhan yang dalam. Mari berlatih untuk menghindari segala bentuk kesombongan.
 dikutip dari iphincow.com

Sunday, November 6, 2016

Kemenangan Semu




Kalau ribut dengan pelanggan,
Walaupun kita menang,
Pelanggan tetap akan lari.

Kalau ribut dengan rekan sekerja,
Walaupun kita menang,
Tiada lagi semangat bekerja dalam tim.


Kalau kita ribut dengan boss,
Walaupun kita menang,
Tiada lagi masa depan di tempat itu.

Kalau kita ribut dengan keluarga,
Walaupun kita menang,
Hubungan kekeluargaan akan renggang.

Kalau kita ribut dengan guru,
Walaupun kita menang,
Keberkahan menuntut ilmu dan kemesraan itu akan hilang

Kalau ribut dengan kawan,
Walaupun kita menang,
Yang pasti kita akan kekurangan kawan.

Kalau ribut dengan pasangan,
Walaupun kita menang,
Perasaan sayang pasti akan berkurang.

Kalau kita ribut dengan siapapun,
Walaupun kita menang,
Kita tetap kalah…

Yang menang cuma ego diri sendiri, itu hanyalah kemenangan semu.
Yang susah adalah mengalahkan ego diri sendiri. Namun, jika kita mampu menaklukan diri sendiri, ialah pemenang sejati.
Apabila menerima teguran, tidak perlu marah, bersyukurlah, masih ada yang mau menegur kesalahan kita.

 dikutip dari iphincow.com

Membersihkan Pikiran



Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini?
Menutupi telapak tangan saja sulit.
Tapi kalau daun kecil ini menempel di mata kita, maka tertutuplah bumi.
Begitu juga bila diri kita ditutupi pikiran buruk sekecil apapun, maka kita akan melihat keburukan di mana-mana.
Bahkan Bumi ini pun akan tampak buruk.
Jangan pernah menutup mata kita, walau hanya dengan daun yang kecil.
Jangan menutupi diri kita dengan sebuah pikiran buruk, walau hanya seujung kuku.
Bila diri kita tertutup, maka tertutuplah semua.
Air yang banyak di lautan luas yang dalam takkan pernah sanggup menenggelamkan sebuah perahu kecil yang ada di atasnya, kecuali kalau air itu mulai masuk ke dalam perahu.
Demikian juga dengan hidup ini, gosip & segala penilaian negatif akan selalu ada di sekeliling kita.
Namun semuanya itu takkan sanggup menenggelamkan kita, kecuali kita membiarkan semua itu masuk ke dalam pikiran kita.
Menjaga pikiran itu bukanlah tanggung jawab orang lain, melainkan adalah tanggung jawab kita masing-masing.
Kita tidak bisa menyalahkan orang lain untuk setiap masalah yang hadir dalam hidup kita bila kita sendiri tidak bertanggung jawab, karena sudah membiarkan “sampah” masuk & mengotori hidup kita.
Kita harus menyaring apapun yang masuk melalui pikiran kita sebagai pintu gerbangnya. Bila pikiran kita BAIK, maka akan terasa nyaman hidup kita. Jangan lengah.

dikutip dari iphincow.com

Saturday, November 5, 2016

Sepucuk Surat Dari Jack Ma Kepada Putranya




Biografi Jack Ma - Orang Terkaya di China. From zero to hero, mungkin hanya ungkapan itu yang tepat disematkan untuk Jack Ma karena hanya butuh waktu semalam, ia ditasbihkan menjadi orang terkaya nomor satu di China atau negeri tirai bambu.

Ia dulu hanya seorang guru bahasa inggris di negeri tirai bambu ini kemudian berubah menjadi seorang milyarder nomor satu di negara tersebut dan masuk ke dalam jajaran orang terkaya di dunia urutan 26 berkat usahanya yaitu Alibaba.com yang sukses dalam penawaran saham perdana atau IPO (Initial Public Offering) pertama yang kemudian membawanya menjadi orang kaya baru.

Sebelum mendirikan bisnisnya yaitu Alibaba.com , founder atau CEO dari alibaba.com ini dahulunya hanya seorang guru bahasa inggris. Dimana sebelum menjadi guru, ia sudah puluhan kali mendaftar pekerjaan namun selalu ditolak, ia mendaftar menjadi karyawan di KFC, namun dari 27 orang yang mandaftar hanya 26 yang diterima, dimana hanya ia satu-satunya yang tidak diterima.

Bahkan 30 perusahaan ia lamar namun semua perusahaan tersebut menolak lamarannya hal itulah yang membuat ia berubah haluan menjadi guru bahasa inggris dikarenakan ia fasih dalam berbahasa inggris selain bahasa mandarin.

Sepucuk Surat Dari Jack Ma Kepada Putranya

Anakku.. Kutulis catatan pendek ini berdasarkan 3 prinsip:

1. Keberuntungan dan bencana dalam hidup ini tidak ada yang abadi, tidak seorangpun tahu mampu hidup berapa lama, ada sebagian hal sebaiknya dibicarakan sejak awal.

2. Aku adalah ayahmu, jika aku tidak mengatakannya padamu, maka tidak akan ada yang mengatakannya padamu.

3. Catatan kecil ini menuliskan pengalaman yang kudapatkan melalui sakit dan kegagalan, bisa menghindari jalan berputar dalam perjalanan pertumbuhan hidupmu.

Di bawah ini adalah hal-hal yang harus kau ingat baik-baik dalam hidupmu :

1. Janganlah terlalu mempedulikan orang yang tidak baik terhadapmu. Di seumur hidupmu, tidak ada seorangpun berkewajiban baik terhadapmu, terkecuali ayah ibumu. Terhadap orang yang baik kepadamu, haruslah

senantiasa bersyukur dan menghargai.

2. Tidak ada orang yang tak tergantikan, tak ada benda yang wajib dimiliki. Ketika mengerti hal ini, kelak seandainya kau kehilangan semua yang berarti dan kau cintai, kau akan tetap akan memahami, ini semua bukanlah perkara besar.



3. Kehidupan ini begitu sementara, hari ini mungkin kita masih menyia-nyiakan kehidupan, esok hari barulah menyadari kehidupan telah jauh meninggalkan kita. Karena itu, hargai kehidupan sedini mungkin, hari-harimu menikmati kehidupanpun akan semakin banyak. Daripada mengharapkan umur panjang, lebih baik lebih dulu menikmatinya.

4. Cinta kasih hanyalah sebuah perasaan, dan perasaan ini akan berubah mengikuti waktu dan keadaan. Jika seseorang yang begitu kau cintai meninggalkanmu, bersabarlah menunggu sebentar, biarkan waktu perlahan membersihkannya, biarkan perlahan mengendap, rasa pahitnyapun akan perlahan-lahan menjadi hambar. Janganlah berlebihan mengharpkan keindahan cinta, janganlah juga berlebihan larut dalam sedih patah hati.

5. Meskipun banyak orang sukses yang tidak mendapatkan terlalu banyak pendidikan, bukan berarti tidak giat belajarpun bisa berhasil. Pengetahuan yang kau dapatkan adalah senjata yang kau miliki. Kita boleh membangun semua dari nol, tapi tidak dengan tangan kosong. Ingatlah baik-baik!

6. Aku tidak akan memintamu mengurus masa tuaku, sama halnya denganku yang tidak akan mengurus masa tuamu. Ketika kau dewasa dan mandiri kelak, kewajibanku selesai. Selanjutnya apakah kamu naik kendaraan umum atau mercedez benz, menyantap sirip ikan atau bihun, semuanya harus kau pertanggung jawabkan sendiri.

7. Kamu boleh menuntut dirimu untuk menjaga kepercayaan, tapi tidak dapat menuntut orang lain melakukan hal yang sama; kamu boleh menuntut dirimu berbuat baik kepada orang lain, namun jangan mengharapkan orang lain baik terhadapmu; bagaimana kamu memperlakukan orang lain, bukanlah berarti mereka akan memperlakukanmu sama, jika kamu tidak memahami ini, hanya akan menambah beban yang tak perlu dalam hidupmu.

8. Aku membeli lotre selama 26 tahun, bahkan hadiah ke-3pun tak pernah aku dapatkan, membuktikan kemakmuran hanya dapat dihasilkan dari giatnya bekerja, tidak ada kekayaan yang turun dari langit.

9. Keluarga hanyalah ikatan jodoh satu kali, berapa lamapun aku dan kamu akan bersama, kamu tetap harus menghargai setiap waktu kebersamaan, di kehidupan selanjutnya, apakah kita saling mencintai maupun tidak, tetap tidak akan berjumpa lagi.

 dikutip dari iphincow.com dan http://www.biografiku.com

 

Manisnya Permen Masih Terasa Di Lidah




Seorang lelaki tua terbaring lemah di sebuah rumah sakit. Seorang pemuda datang menengoknya setiap hari dan menghabiskan waktu berjam-jam bersama lelaki tua itu. Pemuda itu menyuapinya, membersihkan badannya, dan membimbingnya berjalan-jalan di taman, lalu membantunya kembali berbaring. Pemuda itu baru pergi setelah merasa bila lelaki tua itu sudah bisa ditinggal.
Suatu ketika perawat yang datang memberi obat dan memeriksa kondisi orang tua itu berkata, “Bapak punya anak yang berbakti. Setiap hari ia datang untuk mengurus Bapak. Sungguh beruntung ya, Pak.”
Lelaki tua itu memandang perawat itu sejenak, lalu memejamkan kedua matanya. Dengan nada sedih, lelaki tua itu berkata, “Saya berangan-angan, seandainya ia adalah salah seorang anak saya. Ia adalah anak yatim yang tinggal di lingkungan tempat tinggal kami. Dulu sekali, saya melihatnya menangis setelah kematian ayahnya. Saya pun menghiburnya, dan membelikan permen untuknya. Setelah itu saya tidak pernah lagi berbincang dengannya.
Kemudian ketika ia tahu kalau saya dan istri hanya tinggal berdua saja, ia pun berkunjung setiap hari untuk memastikan kami baik-baik saja. Ketika kondisi fisik saya mulai menurun, ia mengajak saya dan istri saya tinggal di rumahnya, lalu secara rutin membawa saya ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatan.
Saya pun pernah bertanya padanya, ‘Nak, mengapa engkau menyusahkan diri untuk mengurus kami?’ Sambil tersenyum anak itu menjawab, ‘Manisnya permen masih terasa di mulut saya, Pak.’”
Orang yang baik hatinya pasti akan mendapatkan imbalan yang baik pula dari Sang Pencipta. Maka, jangan memikirkan untung/rugi ketika mempunyai kesempatan untuk membantu orang yang perlu bantuan. Lakukan saja perbuatan baik secara spontan, dengan hati yang tulus dan ikhlas karena hukum Tuhan tidak pernah salah. Apa yang kita tanam pasti akan kembali kepada kita pula, bahkan berkelimpahan.

Sesuatu Yang Berharga




Seorang pemuda membawa ayahnya yang telah tua dan agak pikun ke sebuah restoran terbaik di kotanya. Ketika makan, tangan sang ayah gemetar sehingga banyak makanan tumpah dan tercecer mengotori meja, lantai, dan bajunya sendiri. Beberapa pengunjung restoran, melirik situasi tersebut.
Namun pemuda itu terlihat begitu tenang. Ia membantu dengan sabar dan menanti sang ayah selesai makan. Setelah selesai, ia membawa sang ayah ke kamar mandi, untuk dibersihkan tubuh dan pakaiannya dari kotoran. Setelah itu, ia mendudukkan ayahnya kembali di kursi, dan dengan tenang ia pun membersihkan makanan yang tercecer di sekitar meja tempat ayahnya makan, Kemudian, ia membayar tagihan makan malam pada kasir restoran itu, menghampiri ayahnya, dan menuntunnya keluar.
Pemilik restoran yang sedari tadi mencermati perilaku pelanggannya ini, bergegas keluar menyusul si pemuda yang sedang menuntun ayahnya itu. Setelah berhasil menyusul, ia berkata, “Terima kasih, Anda telah meninggalkan sesuatu yang berharga di restoranku.”
Pemuda itu balik bertanya, “Memangnya barang berharga apa yang aku tinggalkan…?”
Sambil menepuk pundak si pemuda, pemilik restoran berkata, “Engkau telah meninggalkan pembelajaran yang mahal pada kami semua, tentang luhurnya nilai berbakti kepada orang tua.”
“Bakti” bagi setiap orang terhadap orangtuanya, tentu tidak sama satu sama lain, karena situasi yang berbeda-beda. Tapi yang pasti: bakti adalah hal yang tidak bisa kita abaikan. Seburuk apa pun rupa maupun kondisi orangtua kita, mereka tetap layak dan harus dihormati.
 dikutip dari iphincow.com

Pohon dan Anak







Ada pohon besar di dalam hutan dengan batang yang tebal, banyak dahan besar, dan berdaun rimbun. Seorang anak yang kesepian datang ke pohon itu untuk bermain.
Anak itu membayangkan ia mendengar pohon itu berkata ramah kepadanya, “Ayo panjatlah aku. Bangunlah rumah bermain kecil di atas sini. Kamu boleh menggunakan dahan kecilku jika kamu mau, juga daunku yang berlimpah.” Maka anak itu memanjat pohon itu, mematahkan beberapa ranting, mengambil dedaunan, dan membuat rumah rahasia yang tinggi di pohon itu. Meski itu menyakiti pohon, namun pohon itu bahagia berkorban sedikit untuk melihat anak itu mendapatkan begitu banyak kesenangan. Selama hari-hari yang panjang, anak itu akan bermain di dalam rumah pohon. Pohon itu puas.
Ketika anak itu tumbuh lebih dewasa, ia berhenti bermain di pohon itu. Pohon itu menjadi sedih, rantingnya merunduk dan deadunannya kehilangan kilaunya.
Selang beberapa tahun, anak yang kini remaja itu kembali.  Pohon itu kegirangan melihatnya lagi. Pemuda itu merasa ia mendengar pohon itu berkata, “Ayo panjatlah aku lagi. Rumah pohon lamamu masih di sini. Aku merindukanmu.”
“Kini aku terlalu tua untuk bermain rumah pohon,’ pikir remaja itu. “Aku ingin kuliah tapi aku terlalu miskin.”
“Tidak masalah,’ pohon itu tampaknya berkata, “Kembalilah seminggu lagi. Aku akan mengeluarkan buah. Aku akan hasilkan ekstra. Silakan panen semua buahku dan juallah untuk membayar biaya kuliahmu.”
Maka anak itu kembali tujuh hari kemudian. Pohon itu dipenuhi buah ranum. Anak itu mengambil semuanya sampai buah yang terkahir, menjualnya, dan cukup untuk biaya kuliah satu tahun. Pohon itu sangat bahagia.
Anak itu kembali selama tiga tahun berikutnya, mengambil setiap buahnya dan menjualnya untuk memenuhi biayanya. Pohon itu gembira. Pohon itu bahkan kelihatannya berusaha lebih keras tiap tahunnya untuk menghasilkan lebih banyak buah untuk sahabatnya, meskipun ini membuat pohon itu kelelahan dan makin sakit.
Ketika anak itu lulus, ia berhenti datang. Pohon itu sedih lagi. Beberapa tahun kemudian, anak itu, kini menjadi pemuda, kembali. Ia memiliki kesan yang sangat jelas bahwa pohon tua itu menangis kegirangan melihatnya lagi. “Tunggu beberapa hari lagi. Walau aku kini agak lemah, aku masih bisa menghasilkan banyak buah agar kamu jual untuk biaya kuliahmu.”
“Aku tidak kuliah lagi,” kata pemuda itu, “aku sudah punya pekerjaan. Aku sudah jatuh cinta dan ingin menikah, namun kami membutuhkan rumah untuk ditinggali.”
“Tidak masalsah,” pohon itu agaknya berkata, “kembalilah besok dengan gergaji. Ambil dahan tebalku. Itu bisa untuk membuat papan lantai dan tiang yang kuat. Bahkan ada cukup kayu untuk membuat dindingnya. Gunakan dahan kecil dan daun besar untuk atapnya. Ada banyak.”
Demikianlah, hari berikutnya, pemuda itu mengambil seluruh dahan dan daun untuk membuat rumahnya, menyisakan hanya batangnya. Meski itu melukai pohon itu dengan parah, pohon itu bahagia membuat pengorbanan besar untuk seseorang yang dicintainya.
Selama bertahun-tahun, anak itu tidak pernah kembali. Pohon itu bergantung pada kenangan bahagianya untuk mempertahankan hidupnya.
Kala anak itu datang lagi, kini menjadi pria setengah baya, pohon itu nyaris melompat keluar dari tanah dengan sukacita. “Selamat datang! Sungguh bahagia melihatmu lagi!” Bahkan kali ini burung-burung pun bisa mendengar pohon itu. “Apa yang bisa kulakukan untukmu? Mohon izinkan aku membantu.”
“Aku kini punya anak,” jawab pria itu, “dan aku ingin memulai usaha perabotanku sendiri untuk mendapat cukup uang untuk memberi mereka kehidupan yang baik.”
“Bagus sekali,” kata pohon tua itu, “meski kamu mungkin berpikir aku cuma tunggul tua, ada banyak kayu indah dalam batangku untuk membuat banyak perabot mahal. Ambillah. Aku akan bahagia jika kamu ambil semua.”
Maka pria itu datang esoknya, menebang batang pohon itu dan mendapat cukup banyak kayu kelas satu untuk memulai usaha perabotannya.
Tak lama setelahnya, pohon itu mati.
Bertahun-tahun kemudian, anak itu, kini telah menjadi orangtua, mengunjungi tempat dimana pohon yang sehat itu pernah berdiri, tempat ia membangun rumah pohon semasa ia kecil, yang selalu begitu dermawan kepadanya. Yang tersisa hanyalah akar yang melapuk. Orang tua itu membaringkan kepalanya di atas akar-akar itu sejenak. Akar itu jauh lebih nyaman daripada bantal bulu. Ia ingat dengan berurai air mata bagaimana pohon itu telah menolongnya, tanpa bertanya, tiap kali ia membutuhkan pertolongan. Bagaimana pohon itu mengorbankan segalanya untuknya, dan bahagia melakukannya setiap saat. Ia pu tertidur.
Ketika ia bangun dari mimpi itu, ia menyadari bahwa pohon itu adalah orangtuanya.
 dikutip dari iphincow.com


Suamiku Tak Tertaraik Padaku Lagi





 
Seorang konsultan pernikahan yang sangat piawai. Seorang klien datang padanya dan berkata bahwa ia telah menikah selama bertahun-tahun, “Tapi suami saya tidak tertarik pada saya lagi. Dia sering pulang terlambat dari kantor. Saya tidak tahu pasti, namun dia mungkin sedang menjalin hubungan dengan wanita lain. Saya ingin cerai dengannya.”
Konsultan pernikahan ini sangat cerdas, “Dengar, suami Anda mungkin justru ingin Anda menuntut cerai darinya. Jadi, jika Anda cerai dengan dia, Anda malah melakukan persis apa yang dia inginkan. Dia akan bilang, ‘Yes!!’ Jadi begini yang harus Anda lakukan… Anda mau kan membalas perbuatannya, dengan cara jangan cerai dulu?”

“Yang sebaiknya Anda lakukan adalah pergi ke salon kecantikan, percantik diri Anda, coba potongan rambut yang agak giman gitu, beli baju yang bagus dan keren-keren. Setelah beberapa lama, coba upayakan apa Anda bisa membuat Suami Anda jatuh cinta lagi pada Anda. Ini mungkin makan waktu beberapa lama, namun ini bisa dilakukan. Benar-benar ramah dan bersikap baiklah terhadapnya. Lakukan semua yang bagus-bagus yang dia senangi. Sebab rencananya adalah…. ketika dia mulai menyukai Anda lagi, terutama ketika mulai jatuh cinta lagi kepada Anda, saat itu….Ceraikan dia!”

Klien itu berkata, “Oke! Jadi gitu ya!” Jika ia menceraikan suaminya ketika si suami itu ingin bercerai, itu malah melakukan persis dengan rencana si suami. Jadi si istri membeli baju yang bagus-bagus, merias diri, benar-benar ramah dan menyenangkan terhadap suaminya, dan setiap satu atau dua minggu ia menemui konsultannya. “Jadi, bagaimana perkembangannya?” tanya si konsultan.
“Sesuai rencana! Ia mulai pulang lebih awal,” lapor si istri. “Bagus! Lanjutkan!” kata si konsultan. Kemudian selama dua minggu berikutnya, si suami mulai lebih baik terhadapnya, lebih lembut, lebih mencintai, rencana itu jalan!

Sampai suatu ketika , klien itu tidak datang lagi untuk sesi konseling selama sebulan, jadi si konsultan meneleponnya, “Apa yang terjadi? Anda belum menelepon. Apakah dia jadi lebih baik?” “Oh, iya.. tentu!” “Ia jadi lebih lembut dan sayang kepada Anda?” “Ya, ya, ya!” Apakah dia sudah jatuh cinta kepada Anda” “Sudah!” “Bagus! Sekarang saatnya menceraikan dia!” “Oh tidaaaaaak! Dia begitu baik dan sayang kepada saya!”

Dan memang itulah rencana besar jangka panjangnya untuk mempertahankan pernikahan mereka.

dikutip dari iphincow.com

Belajar memahami orang lain




Seorang ibu bertanya kepada anaknya yang berusia 5 tahun, “Kalau mama dan kamu sedang pergi bermain bersama, lalu kita kehausan tapi tidak ada air, dan kebetulan di dalam tas kecil kamu ada 2 buah apel, apa yang kamu akan lakukan?”
Si anak berpikir sejenak, lalu menjawab mantap, “Saya akan menggigit kedua apel tersebut.”
Mendengar jawaban si anak, ibunya pun kecewa. Awalnya ia berpikir untuk segera mengajarkan anaknya mengenai apa yang seharusnya dilakukan, namun sang ibu terdiam dan mencoba bersabar.
Kemudian sang ibu berkata lembut sambil membelai sayang kepala anaknya, “Bisakah kamu beritahu mama alasan, kenapa kamu melakukan itu?”
Si anak pun menjawab dengan lugu, sambil matanya berbinar cerah. “Karena…. karena saya mau memberikan apel yang lebih manis kepada mama.”
Begitu mendengarnya, hati sang ibu pun tersentuh. Tanpa terasa, air mata haru pun jatuh membasahi pipinya.
Terkadang, dalam keluarga dekat/harmonis pun, bisa muncul kesalahpahaman. Untuk itu, yang kita perlukan adalah kesabaran dan kemauan untuk mendengar secara tuntas penjelasan dari orang-orang yang kita kasihi.
dikutip dari iphincow.com

Luangkan Waktumu bertemu sesama





Aku menghabiskan satu jam di sebuah bank dengan ayahku. Beliau hendak mentransfer sejumlah uang. Aku tak bisa menahan diri untuk bertanya. “Kenapa tidak aktifkan saja internet banking?”

“Kenapa kita mesti melakukan itu?” Ayahku balik bertanya.
“Ya, supaya kita tidak perlu menghabiskan sejam hanya untuk transfer. Kita bahkan bisa belanja online, dan segala sesuatunya akan menjadi sangat mudah.” Aku begitu bersemangat memperkenalkannya pada dunia internet banking.

Ayahku lantas bertanya, “Jadi kita tidak harus keluar rumah?”
“Ya, ya betul,” kataku bersemangat. Aku bercerita bahkan sayuran pun bisa dikirim sampai depan pintu. Dan bagaimana perusahaan besar seperti Amazon dan Alibaba mampu mengirim apapun yang kita inginkan dan kita pesan!


Jawaban orangtuaku membuat lidahku tercekat.
“Sejak ayah masuk ke bank hari ini, ayah sudah bertemu dengan 4 teman, mengobrol sebentar dengan pegawai bank yang sudah mengenal keluarga kita dengan baik. Kamu tahu, Nak, ayah dan ibumu kan tinggal sendirian. Temanlah yang kami perlukan.”

Ayahku melanjutkan. “Saat ini, bagi ayah, pertemuan dengan orang lain terasa penting. Dua tahun lalu, Ayah jatuh sakit. Pemilik warung langganan dan anaknya menjenguk ayah, duduk di ruang keluarga, menemani mengobrol dan menghibur kami. Ketika ibumu jatuh waktu jalan pagi beberapa hari lalu, petugas keamanan keliling melihatnya dan segera mengantarkan ibu ke rumah, sebab ia tahu di mana kami tinggal.”

“Apakah ayah dan ibu akan mengalami sentuhan manusia jika segala sesuatunya menjadi online? Ayah ingin mengenal pribadi yang sedang berelasi dengan ayah. Bukan sekedar ‘seller’. Ini menciptakan ikatan dan rasa aman. Nak, teknologi memang penting tapi bukanlah inti kehidupan. Ingat untuk meluangkan waktu bersama orang-orang di sekitarmu, bukan dengan gadget.”

dikutip dari iphincow.com

Filosofi Pohon Bambu


 


Tahukah kita bahwa pohon bambu tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama.
Walaupun setiap hari disiram & dipupuk, tumbuhnya hanya beberapa puluh centimeter saja.
Namun setelah 5 tahun kemudian, pertumbuhan pohon bambu sangat dahsyat & ukuran nya tidak lagi dalam hitungan centimeter melainkan meter.
Lantas sebetulnya apa yang terjadi pada sebuah pohon bambu ???
Ternyata selama 5 tahun pertama, ia mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar (BUKAN) pada batang, pada saat itu, pohon bambu sedang mempersiapkan pondasi yang sangat kuat, agar ia bisa menopang ketinggian nya yang berpuluh puluh meter kelak dikemudian hari.

MORAL OF THE STORY
Jika kita mengalami suatu hambatan & kegagalan, bukan berarti kita tidak mengalami perkembangan, melainkan justru kita sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa didalam diri kita.
Ketika kita lelah & hampir menyerah dalam menghadapi kerasnya kehidupan, jangan pernah terbersit pupus harapan.
Ada pameo yang mengatakan “the hardest part of a rocket to reach orbit is to get through the earth’s gravity” (“bagian terberat agar sebuah roket mencapai orbit adalah saat melalui gravitasi bumi”).
Jika kita perhatikan, bagian peralatan pendukung terbesar yang dibawa oleh sebuah roket adalah jet pendorong untuk melewati atmosphere & gravitasi bumi.
Setelah roket melewati atmosphere, jet pendorong akan dilepas & roket akan terbang dengan bahan bakar minimum pada ruang angkasa tanpa bobot, melayang ringan, & tanpa usaha keras.
Demikian pula dengan manusia, bagian TERBERAT dari sebuah KESUKSESAN adalah disaat awal seseorang MEMULAI USAHA dari sebuah perjuangan, karena segala sesuatu terasa begitu BERAT & PENUH TEKANAN.
Namun bila ia dapat melewati batas tertentu, sesungguhnya seseorang dapat merasakan segala kemudahan & kebebasan dari tekanan & beban.
Namun sayangnya, banyak orang yang MENYERAH disaat tekanan & beban dirasakan terlalu berat, bagai sebuah roket yang gagal menembus atmosphere.
Buya Hamka berkata “kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup &  kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja”.
Ketika pohon bambu ditiup angin kencang, ia akan merunduk, tetapi setelah angin berlalu, dia akan tegak kembali, laksana perjalanan hidup seorang manusia yang tak pernah lepas dari cobaan & rintangan.
Maka jadilah seperti pohon bambu !!!
Fleksibilitas pohon bambu mengajarkan kita sikap hidup yang berpijak pada keteguhan hati dalam menjalani hidup, walaupun badai & topan menerpa.
Tidak ada kata menyerah untuk terus tumbuh, tidak ada alasan untuk terpendam dalam keterbatasan, karena bagaimanapun pertumbuhan demi pertumbuhan harus diawali dari kemampuan untuk mempertahankan diri dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.
Pastikan dalam hari hari kedepan, hidup kita akan *MENJULANG TINGGI & menjadi PEMBAWA BERKAT* bagi sesama, seperti halnya pohon bambu.


dikutip dari iphincow.com

Kata-Kata Terakhir Steve Jobs Sebelum Meninggal Dunia







Dalam dunia bisnis, aku adalah simbol dari kesuksesan, seakan-akan harta dan diriku tidak terpisahkan, karena selain kerja, hobiku tak banyak.
Saat ini aku berbaring di rumah sakit, merenungi jalan kehidupanku, kekayaan, nama, dan kedudukan, semuanya itu tidak ada artinya lagi.
Malam yang hening, cahaya dan suara mesin di sekitar ranjangku, bagaikan nafasnya maut kematian yang mendekat pada diriku.
Sekarang aku mengerti, seseorang asal memiliki harta secukupnya untuk digunakan dirinya saja itu sudah cukup. Mengejar kekayaan tanpa batas itu bagaikan monster yang mengerikan.
Tuhan memberi kita organ-organ perasa, agar kita bisa merasakan cinta kasih yang terpendam dalam hati kita yang paling dalam. Tapi bukan kegembiraan yang datang dari kehidupan yang mewah — itu hanya ilusi saja.
Harta kekayaan yang aku peroleh saat aku hidup, tak mungkin bisa aku bawa pergi. Yang aku bisa bawa adalah kasih yang murni yang selama ini terpendam dalam hatiku. Hanya cinta kasih itulah yang bisa memberiku kekuatan dan terang.
Ranjang apa yang termahal di dunia ini? Ranjang orang sakit. Orang lain bisa bukakan mobil untukmu, orang lain bisa kerja untukmu, tapi tidak ada orang bisa menggantikan sakitmu. Barang hilang bisa didapat kembali, tapi nyawa hilang tak bisa kembali lagi. Saat kamu masuk ke ruang operasi, kamu baru sadar bahwa kesehatan itu betapa berharganya.
Kita berjalan di jalan kehidupan ini. Dengan jalannya waktu, suatu saat akan sampai tujuan. Bagaikan panggung pentas pun, tirai panggung akan tertutup, pentas telah berakhir.
Yang patut kita hargai dan sayangi adalah hubungan kasih antar keluarga, cinta akan suami-istri dan juga kasih persahabatan antar-teman.

dikutip dari iphincow.com