Di dalam buku Bidayatul Hidayah, Imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala merekomendasikan 4 aktivitas yang hendaknya dilakukan oleh kaum Muslimin antara waktu matahari terbit sampai tengah hari, menjelang waktu Zhuhur.
Keempat aktivitas ini bukan sekadar kegiatan, tapi merupakan amalan-amalan yang bisa semakin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dan sarana perbaikan kualitas kehidupan, termasuk masalah rezeki.
Mencari Ilmu Agama yang Bermanfaat
Imam al-Ghazali menyebutan aktivitas pertama ini sebagai kewajiban. Hendaknya dilakukan oleh kaum Muslimin guna memahami kedudukannya sebagai hamba Allah Ta’ala. Beliau mendefinisikan ilmu yang bermanfaat dengan ciri-ciri:
- Meningkatkan rasa taqwa kepada Allah Ta’ala
- Membuat seseorang lebih mengetahui kekurangan di dalam dirinya
- Lebih mengetahui tata cara ibadah yang benar kepada Allah Ta’ala
- Membuat semangat terhadap akhirat bertambah dan mengurangi ambisi terhadap dunia
- Membuka mata hati dari amalan-amalan yang menyimpang sehingga ia mampu menjaga diri darinya.
Dzikir, Tasbih, dan Membaca al-Qur’an
Jika tidak mampu melakukan aktivitas pertama, hendaknya menyibukkan diri dalam munajat kepada Allah Ta’ala. Senantiasalah berdzikir, bertasbih, dan membaca al-Qur’an al-Karim. Itulah aktivitas ibadah yang mampu meningkatkan kualitas ruhani, ketajaman pikiran, dan kesehatan badan.
“Inilah jalan yang dilakukan para ahli ibadah. Jika engkau melakukan ini, maka engkau akan termasuk orang-orang yang beruntung di negeri akhirat kelak.” tutur Imam al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala.
Sempatkan melakukan shalat Dhuha, berapa rakaat pun sesuai kemampuan. Jangan sampai ditinggalkan, sebab di dalamnya ada jaminan dari Allah Ta’ala.
Berkhidmat
Jika tidak mampu berlama-lama dalam dzikir, tasbih, dan membaca al-Qur’an, hendaknya mengkhidmatkan diri kepada ulama dan kaum Muslimin. Layani dan cukupilah keperluan mereka, niscaya Allah Ta’ala akan mencukupi semua kebutuhanmu.
“Sibukkan dirimu untuk melakukan aktivitas–aktivitas yang membawa kebaikan bagi kaum Muslimin, membahagiakan orang-orang beriman, atau hal-hal yang berguna bagi orang-orang shalih.”
Imam para sufi ini menyebutkan beberapa contoh dalam aktivitas ini;
- Berkhidmat kepada para ulama
- Memberi makan kepada orang-orang faqir dan miskin
- Gemar menjenguk orang yang sakit
- Ikut mengantarkan jenazah
“Semua amalan itu,” pungas Imam al-Ghazali menerangkan aktivitas ketiga ini, “lebih utama dari ibadah-badah sunnah. Karena semua itu merupakan ibadah sekaligus bentuk sifat santun kepada kaum Muslimin.”
“Semua amalan itu,” pungas Imam al-Ghazali menerangkan aktivitas ketiga ini, “lebih utama dari ibadah-badah sunnah. Karena semua itu merupakan ibadah sekaligus bentuk sifat santun kepada kaum Muslimin.”
Mengupayakan Nafkah
“Jika tidak sanggup melakukan ketiga hal di atas,” lanjut Imam al-Ghazali, “maka sibukkanlah dirimu dengan mengupayakan nafkah yang halal bagi diri dan keluargamu.”
Mencari nafkah bukan hanya bermanfaat bagi diri dan keluarga, tapi juga bagi kaum Muslimin secara umum. Di antara keutamaan yang didapatkan ialah;
- Terhindar dari keburukan karena ketidakmampuan
- Kaum Muslimin aman dari kejahatan lidah dan tangannya
- Merupakan aktivitas yang menyelamatkan agama
- Digolongkan dalam derajat ashabul yamin (golongan kanan) yang selamat
Hendaknya empat aktivitas ini dilakukan dengan kesungguhan hati. Upayakanlah untuk melakukan yang palig utama atau paling bawah. Akan lebih baik jika mampu menggabungkan keempat aktivitas ini dalam satu waktu sepanjang hari.
Ketika kaum Muslimin melakukan selain 4 aktivitas ini, Imam al-Ghazali menyampaikan peringatan yang serius. Pasalnya, selain 4 aktivitas ini termasuk dalam aktivitas setan yang amat membahayakan keselamatan seorang hamba.
“Adapun di bawah semua itu merupakan sarang setan. Yakni ketika engkau sibuk melakukan hal-hal yang dapat merusak nilai-nilai agamamu, atau engkau menyakiti saah seorang di antara hamba-hamba Allah Ta’ala.” tutur penulis kitab Ihya’ ‘Ulumuddin yang monumental ini.
Jika melakukan dua hal yang disebutkan terakhir ini, seorang manusia tergolong orang yang celaka dan pasti hancur binasa.
“Ini merupakan tingkatan orang-orang yang hancur binasa. Waspadalah! Jangan sampai engkau termasuk dalam tingkatan ini.” pungkas Imam al-Ghazali menguraikan.
Mari meneliti aktivitas kita dari matahari terbit dampai menjelang waktu Zhuhur. Adakah kita melakukan 4 aktivitas ini? Ataukah sibuk dengan selain aktivitas selain ini? Jika kesibukan kita adalah dua aktivitas selain 4 aktivitas ini, maka kita termasuk orang yang celaka, merugi, pasti hancur binasa, dan termasuk dalam sarang setan.
Semoga Allah Ta’ala menolong kita untuk senantiasa sibuk dalam berbagai jenis amal shalih. Aamiin.
Wallahu a’lam. [Pirman/Kisahikmah]
dikutip dari bersama dakwah
No comments:
Post a Comment